Ini Asal Muasal Migas dan Proses Mendapatkannya

Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber daya bagi manusia, termasuk masyarakat Indonesia. Keduanya masuk dalam energi tak terbarukan, artinya akan habis karena seringnya pemakaian atau tingkat konsumsi manusia.
Istilah minyak dan gas bumi di negeri ini akrab dengan sebutan migas. Sebagian besar pendapat menyebutkan bahwa migas berasal dari senyawa organik hewan atau tumbuhan yang mengendap selama jutaan tahun. Namun di luar itu, ada beberapa teori lain terkait asal muasal migas.
Minyak bumi juga sering diartikan berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi berasal dari jasad renik, tumbuhan, dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan sedimen karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak dan gas memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang.
Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Meskipun migas terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan akibat pergerakan kulit bumi.
Untuk mencari minyak dan gas bumi, pertama-tama dilakukan dengan cara eksplorasi. Ada sejumlah tahapan pada eksplorasi, yaitu studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi.
Studi geologi dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi, seperti struktur dan susunan batu di lapisan bawah permukaan. Dari hasil studi geologi, kita dapat mengetahui lokasi mana saja yang memerlukan studi lanjutan. Studi lanjutan ini disebut studi geofisika. Studi geofisika bertujuan untuk mengetahui sifat fisik batuan, mulai dari permukaan bumi hingga jauh ke dalam tanah.
Metode yang umum digunakan untuk mengetahui sifat fisik batuan adalah survei seismic. Setelah alat pembangkit gelombang suara atau getaran dipasang, alat akan ditembakkan ke bawah laut atau tanah.
Kemudian, gelombang suara tersebut akan dipantulkan kembali sesuai dengan lapisan tanah yang dilaluinya. Di atas permukaan, dipasang alat yang bisa menangkap gelombang suara yang terpantul tadi.
Setelah itu, kondisi di bawah permukaan bumi direkonstruksi menjadi gambar dua dimensi atau tiga dimensi di komputer. Dari hasil seismik tersebut, data jenis dan lapisan batuan akan diolah untuk mengetahui keberadaan minyak dan gas bumi di dalamnya.
Setelah seluruh tahap dilakukan, barulah dilakukan pengeboran untuk memastikan ada atau tidaknya kandungan minyak dan gas bumi di dalam area yang diteliti tersebut.
Sumber: https://petrotrainingasia.com/ini-asal-muasal-migas-dan-proses-mendapatkannya/